Radio Batak

This text will be replaced
Tune in :

Pusat pencarian

Jumat, 02 Juli 2010

OKNUM PETUALANG SEKS KAMPUNG Ka. ADPEL SIBOLGA M.E.N,
TERSANDUNG BATU KEHANCURAN
**Terkait adanya pemberitaan di salah satu media lokal, terbitan harian di kota Sibolga**
Sibolga (  WIB  )
Cinta memang sudah menjadi kodrat buat kaum Adam dan Hawa, yang tak bisa ditolak dan dihindari apabila hendak bersemi. Laksana pungguk yang selalu merindukan bulan, namun cinta sering disalahgunakan oleh pelanglang buananya (kaum Adam-Red) akibat faktor ketidakpuasan, keserakahan, kebejatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh kaum Adam, sehingga sering mengakibatkan polemik yang berkepanjangan di dalam bahtera rumah tangga yang terkadang sampai ke ujung kehancuran. Sebab "bila cinta sudah melekat, apapun pasti terasa coklat", khususnya bagi petualang seks kampung, yang selalu doyan daun-daun muda yang selalu disirami embun-embun pagi.
Dan berlanjut kepada pemberitaan salah satu media terbitan harian lokal yang ada di kota Sibolga/Tapteng, yang menyatakan "Menguak Cinta Terlarang Pejabat ADPEL Sibolga". Pada edisi 290 Tahun ke 11 yang sudah menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan masyarakat dan Pers. Di dalam pemberitaannya dengan jelas dinyatakan adanya hubungan gelap Kepala ADPEL Kota Sibolga yang berinisial Moas Efendi Nasution dengan salah seorang yang sudah berstatus janda kembang (Butet - nama samaran) yang berdomisili di Desa Kalangan Kecamatan Pandan, dan sudah membuahkan seorang anak hasil hubungan gelap mereka yang telah diarungi selama beberapa tahun ini.
Dan hal ini terkuak akibat dari adanya lagi hubungan gelap antara M.E.N dengan teman sesama jandanya Butet, sehingga sempat membuat hubungannya dengan Kepala ADPEL tersebut sempat retak dan membuat dirinya bernyanyi kepada insan pers dan membeberkan kisah-kisah mereka. Akan tetapi mengingat rayuan maut yang dimiliki Moas Efendy dan dengan segudang pengalaman cinta yang dimilikinya, mampu dengan gampang kembali merangkul Butet kepelukannya. Dan berlanjut hingga sampai sekarang plus iming-iming uang sebesar Rp. 3 juta, sehingga terpenuhilah nafkah lahir dan batinnya Butet, mengingat keagresifan Moas selama ini di saat-saat melakukan hubungan badan layaknya suami istri dengan Ka. ADPEL Kota Sibolga, yang tak kalah tangkas dan lincah dengan ukuran anak-anak muda jaman sekarang, ungkapnya sedikit bercanda.
Padahal sebagai orang yang sangat dipanuti di bilangan pelabuhan kota Sibolga M.E.N, tidak selayaknya memiliki moral yang begitu bejat, mengingat juga status dari Moas sudah memiliki anak dan istri yang begitu setia menunggu di rumah. Dan ketika hal ini hendak dikonfirmasikan kepada Ka. ADPEL Kota Sibolga, kebetulan beliau di war daerah, dan disambut hangat oleh staf Adpel dengan mengatakan tak akan mungkin bapak itu melakukannya, mengingat bapak itu masih baru di kota ini.